A.Ilmu Budaya Dasar
Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan yang diharapkan
dapat membcrikan pengetahuan dasar dan pengcrtian umum tentang konsep-konsep
yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah dan kebudayaan.
Istilah IBD dikembangkan di Indonesia sebagai
pengganti istilah Basic Humanities yang berasal dari istilah bahasa Inggris
“The Humanities’. Adapun istilah Humanities itu sendiri berasal dari bahasa
Latin Humanus yang bisa diartikan manusiawi, berbudaya dan halus (fefined).
Dengan mempelajari The Humanities diandaikan seseorang ‘akan bisa mcnjadi lebih
manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Secara demikian bisa dikatakan
bahwa The Humanities berkaitan dengan masalah nilai-nilai, yaitu nilai-nilai
manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar. manusia bisa menjadi
humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu The Humanities di samping tidak
mehinggalkan tanggung jawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.
Kendatipun demikian, Ilmu Budaya Dasar (atau Basic Humanities) sebagai satu
matakuliah tidaklah identik dengan The Humanities (yang disalin ke dalam bahasa
Indonesia menjadi: Pengetahuan Budaya).
Pengetahuan Budaya (The Humanities) dibatasi sebagai
pengetahuan yang mencakup keahlian cabang ilmu (disiplin) seni dan filsafat.
Keahlian ini pun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai bidang kahlian lain,
seperti seni sastra, seni tari, seni musik, seni rupa dan lain-lain. Sedang
Ilmu Budaya Dasar (Basic Humanities) sebagaimana dikemukakan di atas, adalah
usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum
tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia
dan kebudayaan. Masalah-masalah ini dapat didekati dengan menggunakan
pengetahuan budaya (The Humanities), baik secara gabungan berbagai disiplin
dalam pengetahuan budaya ataupun dengan menggunakan masing-masing keahlian di
dalam pengetahuan budaya (The Humanities). Dengan poerkataan lain, Ilmu Budaya
Dasar menggunakan pengertian-pengertian yang berasa! dari berbagai bidang
pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran dan kepekaan dalam
mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
B. Ruang
Lingkup Ilmu Budaya Dasar
Dari kerangka tujuan yang telah dikemukakan tersebut
diatas, dua masalah pokok biasa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk
menentukan ruang lingkup kajian matakuliah Ilmu Budaya Dasar (IBD). Kedua
masalah pokok tersebut ialah :
1. Berbagai
aspek kehidupan yang seluruhnya mcrupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan
budaya yang dapal didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (The
Humanities), baik dari segi masing-masing keahlian (disiplin) di dalam
pengetahuan budaya, maupun sccara gabungan (anlar bidang) bcrbagai disiplin
dalam pengetahuan budaya.
2. Hakekat
manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya
dalam kebudayaan masing-masing zaman.
C. Macam Macam Kebudayaan Yang Ada Di
Indonesia
Budaya Indonesia
adalah seluruh kebudayaan nasional,kebudayaan lokal, maupun kebudayaan
asing yang telah ada di Indonesia sebelum
Indonesia merdeka pada tahun 1945.
A. Kebudayaan
Nasional
definisi kebudayaan nasional menurut TAP
MPR No.11 tahun 1998 yakni :
"Kebudayaan
nasional yang berdasarkan pancasila
adalah perwujudan cipta,karya dan
karsa bangsa Indonesia
dan merupakan keseluruhan daya upaya
manusia Indonesia untuk
mengembangkan harkat dan martabat
bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap kehidupan bangsa. Dengan demikian pembangunan
nasional merupakan pembangunan yang berbudaya."
Disebut juga pada
pasal selanjutnya bahwa kebudayaan
nasional juga mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa. tampaklah bahwa kebudayaan nasional yang dirumuskan oleh pemerintah berorientasi pada pembangunan nasional yang di landasi oleh semangat pancasila.
B. Kebudayaan
Lokal
Budaya local sering disebut juga sebagai kebudayaan daerah. Menurut Parsudi Suparlan
ada 3 macam kebudayaan dalam Indonesia yang majemuk, yaitu :
Kebudayaan
nasional Indonesia yang berlandasan
Pancasila dan UUD 1945.
Kebudayaan suku
bangsa, terwujud pada kebudayaan suku bangsa dan menjadi unsur pendukung
bagi lestarinya kebudayaan suku bangsa tersebut.
Kebudayaan umum
likal yang berfungsi dalam pergaulan umum (ekonomi, politik, social, dan
emosional) yang berlaku dalam local-local di daerah.
KEBUDAYAAN JAWA
Propinsi Jawa
Tengah terletak di Pulau Jawa dan beribukota di Semarang. Terbagi menjadi 35
kabupaten dan kota. Jawa Tengah memiliki adat istiadat dan budaya yang unik.
Jawa Tengah dikenal sebagai “jantung” budaya Jawa.
Rumah adat di
Indonesia bermacam-macam bentuknya dan mempunyai nilai seni masing-masing.
Karena rumah merupakan suatu yang sangat penting, selain sebagai tempat tinggal
rumah berfungsi untuk melindungi dari tantangan alam dan lingkungannya. Kita
juga dapat melakukan aktivitas penting didalamnya, tidak hanya diluar rumah
saja.
Coba kita lihat
salah satu dari rumah adat yang ada di Indonesia, yaitu rumah adat Jawa. Rumah
Jawa ldbih dari sekedar tempat tinggal. Masyarakat Jawa lebih mengutamakan
moral kemasyarakatan dan kebutuhan dalam mengatur warga semakin menyatu dalam
satu kesatuan.
Contohnya saja
kita lihat rumah adat dari Provinsi Jawa Tengah yaitu rumah joglo. Joglo
merupakan rumah adat Jawa Tengah yang terbuat dari kayu. Rumah bentuk ini
mempunyai nilai seni yg cukup tinggi dan hanya dimiliki orang yang mampu. Pada
masa lampau masyarakat jawa yang mempunyai rumah joglo hanya kaum bangsawan
seperti sang pangeran dan kaum orang yang terpandang, karena rumah ini butuh
bahan bngunan yang lebih banyak dan mahal dari pada rumah bentuk lain. Di zaman
yang semakin maju ini rumah joglo digunakan oleh segenap lapisan masyarakat dan
juga untuk berbagai fungsi lain, seperti gedung pertemuan dan kantor-kantor.
Pada dasarnya,
rumah bentuk joglo berdenah bujur sangkar. Pada mulanya bentuk ini mempunyai
empat pokok tiang di tengah yang di sebut saka guru, dan digunakan blandar
bersusun yang di sebut tumpangsari. Blandar tumpangsari ini bersusun ke atas,
makin ke atas makin melebar. Jadi awalnya hanya berupa bagian tengah dari rumah
bentuk joglo zaman sekarang. Perkembangan selanjutnya, diberikan
tambahan-tambahan pada bagian-bagian samping, sehingga tiang di tambah menurut
kebutuhan. Selain itu bentuk denah juga mengalami perubahan menurut
penambahannya. Perubahan-perubahan tadi ada yang hanya bersifat sekedar
tambahan biasa, tetapi ada juga yang bersifat perubahan konstruksi.
Sirkulasi keluar
masuknya udara pada rumah joglo sangat baik karena penghawaan pada rumah joglo
ini dirancang dengan menyesuaikan dengan lingkungan sekitar. rumah joglo, yang
biasanya mempunyai bentuk atap yang bertingkat-tingkat, semakin ke tengah, jarak
antara lantai dengan atap yang semakin tinggi dirancang bukan tanpa maksud,
tetapi tiap-tiap ketinggian atap tersebut menjadi suatu hubungan tahap-tahap
dalam pergerakan manusia menuju ke rumah joglo dengan udara yang dirasakan oleh
manusia itu sendiri.
Ciri khas atap
joglo, dapat dilihat dari bentuk atapnya yang merupakan perpaduan antara dua
buah bidang atap segi tiga dengan dua buah bidang atap trapesium, yang
masing-masing mempunyai sudut kemiringan yang berbeda dan tidak sama besar.
Atap joglo selalu terletak di tengah-tengah dan selalu lebih tinggi serta
diapit oleh atap serambi. Bentuk gabungan antara atap ini ada dua macam, yaitu:
Atap Joglo Lambang Sari dan Atap Joglo Lambang Gantung. Atap Joglo Lambang Sari
mempunyai ciri dimana gabungan atap Joglo dengan atap Serambi disambung secara
menerus, sementara atap Lambang Gantung terdapat lubang angin dan cahaya.
Rumah adat joglo
yang merupakan rumah peninggalan adat kuno dengan karya seninya yang bermutu
memiliki nilai arsitektur tinggi sebagai wujud dan kebudayaan daerah yang
sekaligus merupakan salah satu wujud seni bangunan atau gaya seni,bahan
bangunanya pun terdiri dari bahan-bahan yang berkualitas dan cukup mahal
harganya, bangunanya pun sangat kokoh dengan pondasi yang sangat kuat oleh karena
itu rumah ini sangat istimewa bagi adat jawa dan sangat dijaga kelestariannya
sampai saat ini. Oleh karena itu rumah joglo adalah salah satu rumah yang
berpengaruh bagi kelestarian adat daerah yang ada di Indonesia meskipun
adat-adat daerah lain banyak juga yang mempunyai rumah adat yang mempunyai seni
tersendiri.
Gambar diatas
diambil saat saya dan kelompok melakukan observasi secara langsung di Taman
Mini Indonesia Indah.
Tari Gambyong
(Provinsi Jawa Tengah)
Gambyong
merupakan tarian khas Jawa Tengah yang biasanya ditampilkan untuk menyambut
tamu.
Tarian ini
merupakan sejenis tarian pergaulan di masyarakat. Ciri khas pertunjukan Tari
Gambyong, sebelum dimulai selalu dibuka dengan gendhing Pangkur. Tariannya
terlihat indah dan elok apabila si penari mampu menyelaraskan gerak dengan
irama kendang. Sebab, kendang itu biasa disebut otot tarian dan pemandu
gendhing.
Pada zaman
Surakarta, instrumen pengiring tarian jalanan dilengkapi dengan bonang dan
gong. Gamelan yang dipakai biasanya meliputi gender, penerus gender, kendang,
kenong, kempul, dan gong. Semua instrumen itu dibawa ke mana-mana dengan cara
dipikul.
Umum dikenal di
kalangan penabuh instrumen Tari Gambyong, memainkan kendang bukanlah sesuatu
yang mudah dan harus mempunyai jiwa seni yang tinggi yang dapat mengikuti irama
sampai kedalam perasaan pengendang tersebut. Pengendang harus mampu jumbuh
dengan keluwesan tarian serta mampu berpadu dengan irama gendhing. Maka tak
heran, sering terjadi seorang penari Gambyong tidak bisa dipisahkan dengan
pengendang yang selalu mengiringinya. Begitu juga sebaliknya, seorang
pengendang yang telah tahu lagak-lagu si penari Gambyong akan mudah melakukan
harmonisasi.
Batik-Tulis
Pekalongan (Provinsi Jawa Tengah)
Pakaian adat Jawa
Tengah adalah Batik.Kita akan mudah menemukan batik di Propinsi ini karena dua
diantara wilayahnya merupakan sentra penghasil batik.Solo dan Pekalongan adalah
daerah penghasil batik yang telah memberikan kontribusi positif untuk
melestarikan budaya bangsa.
Batik adalah
suatu hasil karya yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Di berbagai
wilayah Indonesia banyak ditemui daerah-daerah perajin batik. Setiap daerah
pembatikan mempunyai keunikan dan kekhasan tersendiri, baik dalam ragam hias
maupun tata warnanya oleh karena itu kita harus menjaga kelestarianya. Dan
salah satu daerah itu adalah Kabupaten Pekalongan. Batik di Pekalongan dapat
dikategorikan sebagai batik pesisir yang mempunyai ciri khas pada motif kain
hiasnya yang bersifat naturalis dan kaya warna. Ciri khas inilah yang
memberikan identitas tersendiri bagi batik-tulis Pekalongan yang berbeda dengan
batik lainnya, seperti batik-tulis Yogya atau Solo.
Lagu Daerah
(Provinsi Jawa Tengah)
Lir Ilir –
Provinsi Jawa Tengah
Lir ilir lir ilir
tandure wong sumilir
Tak ijo royo royo
Tak sengguh
panganten anyar
Cah angon cah
angon penekna blimbing kuwi
Lunyu lunyu
penekna kanggo mbasuh dodotira
Dodotira dodotira
kumintir bedah ing pinggir
Dondomana
jrumatana kanggo seba mengko sore
Mumpung padang
rembulane
Mumpung jembar
kalangane
Sun suraka surak
hiyo
Lir Ilir adalah
lagu daerah Jawa Tengah, nada dasar naturel (C), birama 2/4 dengan tempo
alegretto. Lagu ini menggunakan bahasa Jawa dan sering dinyanyikan dengan
iringan musik gamelan.
Lir ilir, judul
dari tembang di atas. Bukan sekedar tembang dolanan biasa, tapi tembang di atas
mengandung makna yang sangat mendalam. Tembang karya Kanjeng Sunan ini memberikan
hakikat kehidupan dalam bentuk syair yang indah.
Makanan Khas
Semarang (Provinsi Jawa Tengah)
Bandeng presto
adalah makanan khas Indonesia yang berasal dari daerah Semarang, Jawa Tengah.
Makanan ini dibuat dari ikan bandeng yang dibumbui dengan bawang putih, kunyit
dan garam. Ikan bandeng ini kemudian dimasak pada alas daun pisang dengan cara
presto. Presto adalah cara memasak dengan uap air yang bertekanan tinggi.
Karena ikan bandeng terkenal memiliki banyak duri, bandeng presto adalah
makanan yang digemari karena dengan cara masak presto duri-duri ini menjadi
sangat lunak. Sehingga dapat dinikmati dengan lebih mudah.
..Pesan yang saya
sampaikan..
“Kita
harus bangga sebagai warga Negara Indonesia yang kaya akan beraneka ragam
budaya yang dimiliki dari setiap propinsi, yang didalamnya mencakup: adat
istiadat, kesenian, makanan, wisata, peninggalan-peninggalan bersejarah, dll.
Kita sebagai generasi muda yang bertanggung jawab atas kelestarianya harus
menjaga agar kebudayaan tidak terancam punah dan tidak dicuri oleh negara
lain”.
jawa tengah
jawa tengah
adalah propinsi dimana budaya jawa banyak berkembag disini karena di jawa
tengah dahulu banyak kerajaan berdiri disini itu terlihat dari berbagai
peninggalan candi di jawa tengah.
mahakarya yang
sungguh mempesona adalah batik di jawa tengah setiap daerah mempunya corak
batik tulis yang berbeda beda mereka mempunyai ciri khas sendiri sendiri selain
batik ada juga kesenian yang tak kalah luar biasanaya ada wayang kulit yang
sudah dia kaui dunia sebagai warisan budaya dunia oleh unesco ada juga tembang
tembang (lagu lagu ) jawa yang diiringi oleh gamelan (alat musik) yang juga
dikenal dengan campursariada juga ketoprak yang merupakan pertunjukan seni
peran khas dari jawa
di jawa tengah
juga masih ada kerjaan yang samapai sekarang masih berdiri tepatnya dikota solo
yang dikenal dengan kasunanan solo
budaya
jawa tengah sungguh banyak mulai dari wayang ,wayang orang, ketoprak,tari dan
masih banyak lagi berikut beberapa foto terkait budaya jawa tengah :
Kebudayaan SUMATERA UTARA
Provinsi Sumatera
Utara terletak pada 1° - 4° Lintang Utara dan 98° - 100° Bujur Timur, Luas
daratan Provinsi Sumatera Utara 71.680 km².
Sumatra Utara
pada dasarnya dapat dibagi atas:
Pesisir Timur
Pegunungan Bukit Barisan
Pesisir Barat
Kepulauan Nias
Pesisir timur
merupakan wilayah di dalam provinsi yang paling pesat perkembangannya karena
persyaratan infrastruktur yang relatif lebih lengkap daripada wilayah lainnya.
Wilayah pesisir timur juga merupakan wilayah yang relatif padat konsentrasi
penduduknya dibandingkan wilayah lainnya. Pada masa kolonial Hindia-Belanda,
wilayah ini termasuk residentie Sumatra's Oostkust bersama provinsi Riau.
Di wilayah tengah
provinsi berjajar Pegunungan Bukit Barisan. Di pegunungan ini terdapat beberapa
wilayah yang menjadi kantong-kantong konsentrasi penduduk. Daerah di sekitar
Danau Toba dan Pulau Samosir, merupakan daerah padat penduduk yang
menggantungkan hidupnya kepada danau ini.
Pesisir barat
merupakan wilayah yang cukup sempit, dengan komposisi penduduk yang terdiri
dari masyarakat Batak, Minangkabau, dan Aceh. Namun secara kultur dan
etnolinguistik, wilayah ini masuk ke dalam budaya dan Bahasa Minangkabau.
Pada dasarnya,
bahasa yang dipergunakan secara luas adalah Bahasa Indonesia. Suku Melayu Deli
mayoritas menuturkan Bahasa Indonesia karena kedekatannya dengan Bahasa Melayu
yang menjadi bahasa ibu masyarakat Deli. Pesisir timur seperi wilayah Serdang
Bedagai, Pangkalan Dodek, Batubara, Asahan, dan Tanjung Balai, memakai Bahasa
Melayu dialek "o" begitu juga di Labuhan Batu dengan sedikit
perbedaan ragam. Di Kabupaten Langkat masih menggunakan bahasa Melayu dialek "e"
yang sering juga disebut bahasa Maya-maya. Mayarakat Jawa di daerah perkebunan,
menuturkan Bahasa Jawa sebagai pengantar sehari-hari.
Di kawasan
perkotaan, orang Tionghoa lazim menuturkan Bahasa Hokkian selain bahasa
Indonesia. Di pegunungan, masyarakat Batak menuturkan Bahasa Batak yang terbagi
atas empat logat (Silindung-Samosir-Humbang-Toba). Bahasa Nias dituturkan di
Kepulauan Nias oleh suku Nias. Sedangkan orang-orang di pesisir barat, seperti
Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli Tengah, dan Mandailing Natal menggunakan
Bahasa Minangkabau.
Sumatera Utara yang kaya dengan budaya adat istiadat
dan keindahan alamnya.
Sumatera Utara
kaya dengan berbagai adat budaya atau etnis yang beragam antara lain : Etnis
Melayu, Batak Toba, Batak Karo, Batak Angkola, Batak Pakpak Dairi, Batak
Simalungun, Nias, Etnis Sibolga Pesisir, dan etnis pendatang.
Semua etnis
memiliki nilai budaya masing-masing, mulai dari adat istiadat, tari daerah,
jenis makanan, budaya dan pakaian adat juga memiliki bahasa daerah
masing-masing. Keragaman budaya ini sangat mendukung dalam pasar pariwisata di
Sumatera Utara. Walaupun begitu banyak etnis budaya di Sumatera Utara tidak
membuat perbedaan antar etnis dalam bermasyarakat karena tiap etnis dapat
berbaur satu sama lain dengan memupuk kebersamaan yang baik. kalau di lihat
dari berbagai daerah bahwa hanya Sumatera Utara yang memiliki penduduk dengan
berbagai etnis yang berbeda dan ini tentunya sangat memiliki nilai positif
terhadap daerah sumatera utara.
Kekayaan budaya
yang dimiliki berbagai etnis yaitu :
Batak Toba dengan
Tarian Tortor, Wisata danau toba, wisata megalitik (kubur batu), legenda
(cerita rakyat), adat budaya yang bernilai tinggi dan kuliner.
Batak Karo yang
terkenal dengan daerah Berastagi dengan alam yang sejuk dan indah, penghasil
buah-buahan dan sayur-sayuran yang sudah menembus pasar global dan juga memiliki
adat budaya yang masih tradisional.
Etnis Melayu yang
terkenal dengan berbagai peninggalan sejarah seperti Istana Maimoon, tari derah
dan peninggalan rumah melayu juga masjid yang memiliki nilai sejarah yang
tinggi.
Batak Angkola
yang terkenal dengan kultur budaya yang beragam, mulai dari tari daerah adat
istiadat dan merupakan penghasil salak (salak sidempuan) yang juga sudah dapat
menembus pasar global.
Batak Pakpak
Dairi yang dikenal dengan peninggalan sejarah megalitik berupa mejan dan patung
ulubalang dan tentunya juga memiliki adat istiadat dan tari daerah juga alat
musik yang khusus.
Etnis Simalungun
memiliki peninggalan sejarah berupa Rumah Bolon atau yang dikenal dengan Museum
Lingga/Rumah Bolon yang pada tempat itu masih terdapat berbagai peninggalan
sejarah dan etnis Simalungun juga memiliki adat istiadat dan budaya yang
tersendiri.
Etnis Nias
memiliki daerah yang kaya dengan wisata alam yang sangat menakjubkan yang telah
memiliki nilai jual hingga ke mancanegara, daerah ini juga memiliki kekayaan
situs megalitik dan daerah ini masih tergolong daerah yang orisinal yang belum
terlindas dengan kemajuan zaman karena didaerah ini masih banyak peninggalan
megalitik seperti kampung batu, nilai budaya yang tradisional dan banyak lagi
yang sangat bernilai tinggi, dan menurut cerita masyarakat setempat, daerah
tersebut sudah direncanakan untuk dijadikan salah satu zona situs megalitik
yang dilindungi dunia.
Etnis Sibolga
Pesisir ini juga memiliki berbagai budaya dan adat istiadat yang khusus yang juga
memiliki nilai sejarah yang sangat berharga.
Dari semua etnis
tersebut maka dapatlah dikatakan bahwa Sumatera Utara memiliki kekayaan budaya
dan etnis juga sejarah yang patut untuk diperhitungkan dan dijaga
kelestariannya demi mengangkat martabat bangsa Indonesia di bidang Kebudayaan
dan Pariwisata.
Budaya Sumatera
Utara - Seni Kebudayaan Tradisional Propinsi Daerah Sumut. Sumatra Utara
memiliki khasanah kekayaan budaya yang beraneka ragam. Kebudayaan daerah Sumsel
tersebut meliputi adat istiadat, seni tradisional, dan bahasa daerah.
Di Propinsi
Sumatera Utara terdapat beberapa suku yang mendiami propinsi
tersebutdiantaranya adalah suku Melayu, suku Nias, suku Batak Toba, suku
Pakpak, Karo, Simalungun, Tapanuli Tengah, suku Tapanuli Selatan yang terdiri
dari suku Sipirok, suku Angkola, Padang Bolak, serta Mandailing, Namun ada juga
pendatang seperti suku Minang, Jawa serta Aceh. Pendatang ini membawa
kebudayaan serta adat-istiadatnya masing-masing.
Seni Budaya
Sumatera Utara
Musik daerah
Sumatera Utara
Sama seperti
budaya daerah lainnya yang ada di Indonesia Sumatera Utara juga memilki musik
yang khas daerah Sumse. Musik yang biasa dimainkan di Sumatra Utara ini
tergantung dengan upacara-upacara adat yang diadakan di Sumut. Yang menjadi
ciri khas adalah terdapat alunan musik genderang. Seperti misalnya pada Etnis
Pesisir yang memiliki serangkaian alat musik yang sebut dengan Sikambang.
Tarian Budaya
Sumatera Utara
Memiliki beraneka
ragam seni tari tradisional yang terbagi beberapa macam. Ada yang bernuansa
magis yang berupa tarian sakral namun ada juga yang sifatnya untuk hiburan saja
yang berupa tari profan. Jenis tari adat Sumut merupakan bagian dari upacara
adat, sedangkan tari sakralnya biasanya ditarikan oleh dayu-datu.
Beberapa tarian
yang berasal dari Sumatera Utara adalah tari Tortor, morah-morah, parakut,
sipajok, patam-patam sering dan kebangkiung, tortor nasiaran, tortor tunggal
panaluan.
D. Tujuan dari Mempelajari IBD
Sebagaimana
dikemukakan di atas, penyajian Ilmu Budaya Dasar (IBD) tidak lain merupakan
usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum
tentang konsep-konsep yang dikem-bftngkan untuk mengkaji msalah-masalah manusia
dan kebudayaan, Dengan demikian jelas bahwa matakuliah ini tidak dimaksudkan
untuk mendidik seorang pakar dalam salah satu bidang keahlian (disiplin) yang
termasuk. dalam pengetahuan budaya, akan tetapi Ilmu Budaya Dasar semata-mata
sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara
memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai
budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang
menyangkut dirinya sendiri.
Dan
bahwa dalam masyarakat yang berkabung semakin Cepat dan rumit ini, mahasiswa
harus mcngalami pergeseran nilai-nilai yang , mungkin sekali dapat membuatnya
masa bodoh atau putus asa, suatu sikap yang tidak selayaknya dimiliki oleh
seorang terpelajar. Bagaimanapun juga, mahasiswa adalah orang-orang muda yang
sedang mempelajari cara memberikan tanggapan dan penilaian terhadap apa saja
yang terjadi atas dirinya sendiri dan masyarakat sekitarnya. Sudah barang tentu
ia perlu dibimbing untuk menemukan cara terbaik yang sesuai dengan dirinya
sendiri tanpa harus mengorbankan masyarakat dan alam sekitarnya. Secara tidak
langsung Budaya Dasar akan membantu
mereka untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
Berpijak dari hal
di atas, tujuan matakuliah Ilmu Budaya Dasar adalah untuk mengembangkan
kepribadian dan wawasan pemikiran, khususnya berkenaan dengan kebudayaan, agar
daya tangkap, persepsi dan penalaran mengenai lingkungan budaya mahasiswa dapat
menjadi lebih halus. Untuk bidag menjangkau tujuan tersebut di atas, diharapkan
Ilmu Budaya Dasar dapat:
a.Mengusahakan
penajaman kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka akan
lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama untuk
kepentingan profesi mereka.
b.Memberi
kesempatan pada mahasiswa untuk dapat memperluas pandangan mereka tcntang
masalah kemanusiaan dan budaya, serta mengembangkan daya kritis mercka tcrhadap
persoalan-persoalan yang mcnyangkut kedua hal tcrscbut.
c.Mcngusahakan
agar mahasiswa sebagai caion pcmimpin bangsa dan ncgara, serta ahli dalatn
bidang disiplin masing-masing, tidak jatuh ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan
pengkotaan disiplin yang ketat. Usaha ini tcrjadi karcna ruang lingkup
pendidikan kita amat dan condong mem-buat manusia spcsialis yang berpandangan
kurang luas. Matakuliah ini berusaha menambah kcmampuan mahasiswa untuk
menanggapi nilai-nilai dan masalah dalam masyarakat lingkungan mereka khususnya
dan masalah seria nilai-nilai umumnya tanpa terlalu terikat oleh disiplin
mereka.
d.Mcngusahakan
wahana komunikasi para akademisi, agar mercka lebih mampu bcrdialog satu sama
lain. Dengan mcmiliki satu bekal yang sama, para akademisi diharapkan dapat
lebih lancar berkomunikasi. Kalau cara berkomunikasi ini selanjutnya akan lebih
memperlancar pclaksanaan pembangunan dalam bcrbagai bidang keahlian. Mcskipun
spcsialisasi sangat penting, spcsialisasi yang terlalu sempit akan membuat
dunia scorang mahasiswa/sarjana menjadi tcrlalu sempit. Masyarakat yang pcrcaya
pada pentingnya modcrnisasi tidak akan dapat memanfaat-kan sccara penuh
sarjana-sarjana demikian, scbab proses modcrnisasi mcmerlukan orang yang
bcrpandangan luas.
Secara umum
tujuan IBD adalah Pembentukan dan pengembangan keperibadian serta perluasan
wawasan perhatian, pengetahuan dan pemikiran mengenai berbagai gejala yang ada
dan timbul dalam lingkungan, khususnya gejala-gejala berkenaan dengan
kebudayaan dan kemanusiaan, agar daya tanggap, persepsi dan penalaran berkenaan
dengan lingkungan budaya dapat diperluas. Jika diperinci, maka tujuan
pengajaran llmu Budaya Dasar itu adalah:
1.Lebih peka dan
terbuka terhadap masalah kemanusiaan dan budaya, scrta lebih bertanggung jawab
terhadap masalah-masalah tersebut.
2.Mengusahakan
kepekaan terhadap nilai-nilai lain untuk lebih mudah menyesuaikan diri.
3.Menyadarkan
mahasiswa terhadap nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, hormat menghormati
serta simpati pada nilai-nilai yang hidup pada masyarakat.
4.Mengembangkan
daya kritis tcrhadap pcrsoalan kemanusiaan dan kebudayaan.
5.Memiliki
latarbelakang pengetahuan yang cukup luas tentang kebudayaan Indonesia.
6.Menimbulkan
minat untuk mendalaminya.
7.Mcndukung dan
mcngcmbangkan kebudayaan sendiri dengan kreatif.
8.Tidak
terjerumus kepada sifat kedaarahan dan pengkotakan disiplin ilmu.
9.Menambahkan
kemampuan mahasiswa untuk mcnanggapi masalah nilai-nilai budaya dalam
masyarakat Indonesia dan dunia tanpa terpikat oleh disiplin mereka.
10.Mempunyai
kesamaan bahan pembicaraan, tempat berpijak mengenai masalah kemanusiaan dan
kebudayaan.
11.Terjalin
interaksi antara cendekiawan yang berbeda keahlian agar lebih positif dan
komunikatif.
12.Menjembatani
para sarjana yang berbeda keahliannya dalam bertugas menghadapi masalah
kemanusiaan dan budaya.
13.Memperlancar
pelaksanaan pembangunan dalam berbagai bidang yang ditangani oleh berbagai
cendekiawan.
14.Agar mampu
memenuhi tuntutan masyarakat yang sedang membangun.
15.Agar mampu
memenuhi tuntutan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dharma pendidikan.
Dari kerangka tujuan yang telah dikemukakan
tersebut diatas, dua masalah pokok biasa dipakai sebagai bahan pertimbangan
untuk menentukan ruang lingkup kajian matakuliah Ilmu Budaya Dasar (IBD). Kedua
masalah pokok tersebut ialah :
a.Berbagai aspek
kehidupan yang seluruhnya mcrupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya
yang dapal didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (The Humanities),
baik dari segi masing-masing keahlian (disiplin) di dalam pengetahuan budaya,
maupun sccara gabungan (anlar bidang) bcrbagai disiplin dalam pengetahuan
budaya.
b.Hakekat manusia
yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam
kebudayaan masing-masing zaman.
0 komentar:
Posting Komentar